Tiroid yang berfungsi
mengatur metabolisme, hanya sebesar buah kiwi. Kanker atau tumor jinak bisa
meningkatkan ukuran tiroid hingga dua kali lipat. Untuk menjangkaunya saat
operasi tidak ada cara lain kecuali menyayat leher pasien. Luka parut yang
ditinggalkannya tentu menjadi hal yang menakutkan atau secara estetik tidak
sedap dipandang. Suatu teknik operasi baru menggunakan robot bisa menyelamatkan
leher dari pisau bedah. Dr David Terris, Kepala Medical College of Georgia
Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, berhasil mengembangkan
operasi tiroid bedah minimal, dengan sayatan hanya berukuran kurang dari 1
inci.
Tekniknya dikenal dengan nama The daVinci Surgical System.
Dalam teknik ini, dokter bedah menjangkau tiroid melalui ketiak. Ini merupakan
pilihan terbaik jika pasien tidak menginginkan skar di leher. David
dan timnya menggunakan teknik robotik yang mereka bantu kembangkan di Amerika,
dan sudah dimuat dalam jurnal Otolaryngologic Clinics of North America. Saat
operasi, pasien cukup mengangkat lengan sedikit untuk memberikan jalur sebagai
navigator yang gambarnya divisualisasikan ke monitor tiga dimensi yang
bentuknya mirip robot. Robot ini membuat operasi aman dan mudah dikendalikan
dari kejauhan.
Untuk mencapai tiroid, dokter bedah mendapatkan akses
dari 2-3 inci insisi di ketiak, kemudian mereka menyusuri kulit dan lemak
hingga mencapai dua otot leher yang besar. Ibarat lorong panjang untuk mencapai
tiroid sehingga tidak mungkin tanpa bantuan teleksop dan instrumen yang
panjang. Memang operasi dengan teknik ini membutuhkann waktu lebih
lama, kurang dari dua jam dibandingkan operasi melalui leher yang hanya kurang
dari satu jam. Kini ahli bedah Korea paling banyak menggunakan robotic
thyroidectomy.
0 comments:
Post a Comment