Tuesday, 22 March 2016

Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih nyaman, lebih efisien dan minimal resiko menjadi tren dimasa kini dan  yang akan datang. Dengan diiringi oleh kemajuan tehnologi digital dan komputer, maka klinisi semakin nyaman untuk melakukan tindakan-tindakan diagnostik, pencegahan dan  therapi. Salah satu ilmu dan ketrampilan  yang sudah ada sejak lama namun belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah Bedah Minimal Invasif. 

Bedah Minimal Invasif, adalah bedah yang dilakukan melalui sayatan kecil dengan bantuan alat endoskopi. Hal ini bertujuan untuk mencapai kerusakan jaringan lunak yang minimal bila dibandingkan dengan teknik pembedahan konvensional. Bedah Minimal Invasif menggunakan teknik dan alat khusus seperti kamera mikro atau peralatan video fiber optic dan kadangkala menggunakan petunjuk gambar, ultrasound atau teknologi Tomografi Komputer (CT) untuk mengakses bagian tententu. 

Untuk beberapa prosedur pembedahan, Bedah Minimal Invasif telah menggantikan teknik bedah konvensional yang terbuka sebagai standar operasi. Dibandingkan dengan bedah konvensional terbuka, Bedah Minimal Invasif memiliki potensi keunggulan untuk pasien, diantaranya : Berkurangnya trauma tubuh, Berkurangnya kehilangan darah, Bekas luka sayatan lebih kecil, Berkurangnya kebutuhan untuk obat nyeri, Lebih cepat keluar dari rumah sakit, Meningkatkan keakuratan tindakan bedah, Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi, dan Lebih cepat kembali ke aktivitas normal. 

Namun Bedah Minimal Invasif juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti : tidak selalu dapat dilakukan untuk semua pasien, memerlukan waktu yang lebih lama daripada bedah terbuka, ada tambahan biaya akibat peralatan khusus yang lebih mahal (biaya tambahan ini dapat dikompensasikan dengan waktu rawat inap yang lebih singkat dan lebih cepat kembali ke aktivitas normal), memerlukan pelatihan spesialis sehingga tidak selalu tersedia di beberapa tempat dan apabila komplikasi terjadi, atau pada situasi yang tidak diinginkan, bedah minimal invasif dapat berubah menjadi bedah terbuka.

Macam-macam Bedah  Minimal Invasif, antara lain:

Laparoskopi, tindakan bedah minimal akses di bidang bedah umum ataupun bidang kebidanan dan kandungan yang dilakukan untuk memeriksa dan menangani kelainan atau penyakit, khususnya pada rongga perut dan perut bawah (pelvis).

Thorakoskopi, tindakan bedah minimal akses yang dilakukan untuk memeriksa dan menangani kelainan atau penyakit, khususnya pada rongga dada.

Endoskopi, tindakan bedah minimal akses yang dilakukan dengan meneropong melalui lubang tubuh, seperti mulut, anus, saluran kemih, dan lainnya.

Artroskopi, adalah tindakan bedah minimal akses yang dilakukan untuk memeriksa dan menangani kerusakan sendi. Tindakan ini dilakukan dengan alat artroskop yang dimasukkan ke sendi melalui sayatan kecil.

ESWL, tindakan memecahkan batu ginjal dengan gelombang suara.

Ureteroskopi, tindakan bedah minimal akses yang dilakukan untuk memeriksa dan menangani kelainan atau penyakit, khususnya pada saluran kemih. Tindakan ini dilakukan dengan alat endoskopi yang dimasukkan melewati saluran uretra (saluran kemih yang mengalirkan urin dari kandung kemih), kandung kemih, dan kemudian melewati ureter (saluran kemih dari ginjal menuju kandung kemih). Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mendiagnosis dan menangani kelainan seperti penyakit batu ginjal.

Bedah endovascular, adalah salah satu bentuk bedah akses minimal yang dibuat untuk memasuki pembuluh darah besar guna mengatasi berbagai penyakit pada pembuluh darah.

















0 comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube