Lebih banyak jaringan endometriosis yang
dibuang (presisi operasi yang tinggi), sedikit gurat luka, dan waktu
penyembuhan yang relative cepat. Itulah keuntungan dari robotic surgery. Endometriosis merupakan penyakit yang menyerang organ
reproduksi wanita. Penyakit ini terjadi jika ada jaringan yang biasanya berada
di dalam rahim, muncul di tempat lain. Kondisi ini menimbulkan nyeri, terutama
saat haid dan dapat menyebabkan kemandulan. Kondisi normal jaringan endometrium
melapisi rahim (endo: dalam dan metri: rahim). Jaringan ini lepas saat
menstruasi. Namun, sel-sel endometrium terkadang menempel di sembarang tempat.
Seperti, indung telur, saluran falopi, saluran cerna, atau rongga panggul. Bisa
juga jaringan ini timbul di vagina, mulut rahim, dan kandung kemih. Meski
jarang terjadi, endometrium dapat muncul di paru-paru, hati, dan otak.
Endometriosis biasanya bersifat jinak, dan bukan sejenis kanker.
Terapi
Saat ini pengobatan endometriosis sudah beragam. Mulai dari cara alami hingga pembedahan. Pembedahan dilakukan jika diameter jaringan endometrium cukup besar, yakni lebih dari 3,8 sentimeter. Jika sudah lebih dari empat sentimeter akan ada risiko terpuntir. Jika perlengketan terjadi di bagian bawah panggul akan dapat menyumbat saluran falopi. Untuk meyakinkan ukurannya, dapat dilakukan USG saat haid. Salah satu teknik pembedahan adalah dengan menggunakan robotic surgery. Dengan cara ini luka sayatan dan bekas operasi cukup kecil. Hanya sekitar empat millimeter. Sementara dengan bedah konservatif luka sayatan dapat mencapai 10 sentimeter. Dibandingkan dengan operasi ‘besar’ luka internal pun sangat sedikit, mengingat jaringan yang dilukai cukup sedikit. Dengan robotic surgery, dokter bedah dapat memiliki visualisasi yang baik. Hal ini dapat terjadi karena alat ini memiliki fitur perbesaran 3D dengan high definition.
Alat ini pula memungkinkan ahli bedah untuk melihat jaringan abnormal dengan jelas dan detail. Sehingga dokter bedah dapat menghilangkan seluruh jaringan. Tak hanya itu. Robotic surgery pun memungkinkan ’tangan’ dokter dapat bergerak bebas. Karena metode ini mempunyai instrumen khusus yang dapat menekuk dan memutar jauh lebih besar dari pergelangan tangan manusia. Sehingga hasil operasi dapat lebih presisi, dan terkontrol. Bicara rasa nyeri pasca operasi, dengan robotic surgery, rasa nyeri dapat diminimalis.
Metode ini membuat sedikit luka pada saat dilakukan pembedahan endometriosis. Dengan luka yang kecil, tingkat pemulihan pasien menjadi lebih cepat. Sebagian besar pasien yang menjalani prosedur robotic surgery dalam dua minggu sudah dapat kembali beraktivitas dibandingkan dengan operasi besar selama enam minggu. Mengenai animo masyarakat sendiri terhadap robotic surgery, Hingga tahun 2017 RS Bunda Jakarta menyelenggarakan fasilitas itu, sudah lebih dari 200 kasus medis berhasil ditanganinya.
Saat ini pengobatan endometriosis sudah beragam. Mulai dari cara alami hingga pembedahan. Pembedahan dilakukan jika diameter jaringan endometrium cukup besar, yakni lebih dari 3,8 sentimeter. Jika sudah lebih dari empat sentimeter akan ada risiko terpuntir. Jika perlengketan terjadi di bagian bawah panggul akan dapat menyumbat saluran falopi. Untuk meyakinkan ukurannya, dapat dilakukan USG saat haid. Salah satu teknik pembedahan adalah dengan menggunakan robotic surgery. Dengan cara ini luka sayatan dan bekas operasi cukup kecil. Hanya sekitar empat millimeter. Sementara dengan bedah konservatif luka sayatan dapat mencapai 10 sentimeter. Dibandingkan dengan operasi ‘besar’ luka internal pun sangat sedikit, mengingat jaringan yang dilukai cukup sedikit. Dengan robotic surgery, dokter bedah dapat memiliki visualisasi yang baik. Hal ini dapat terjadi karena alat ini memiliki fitur perbesaran 3D dengan high definition.
Alat ini pula memungkinkan ahli bedah untuk melihat jaringan abnormal dengan jelas dan detail. Sehingga dokter bedah dapat menghilangkan seluruh jaringan. Tak hanya itu. Robotic surgery pun memungkinkan ’tangan’ dokter dapat bergerak bebas. Karena metode ini mempunyai instrumen khusus yang dapat menekuk dan memutar jauh lebih besar dari pergelangan tangan manusia. Sehingga hasil operasi dapat lebih presisi, dan terkontrol. Bicara rasa nyeri pasca operasi, dengan robotic surgery, rasa nyeri dapat diminimalis.
Metode ini membuat sedikit luka pada saat dilakukan pembedahan endometriosis. Dengan luka yang kecil, tingkat pemulihan pasien menjadi lebih cepat. Sebagian besar pasien yang menjalani prosedur robotic surgery dalam dua minggu sudah dapat kembali beraktivitas dibandingkan dengan operasi besar selama enam minggu. Mengenai animo masyarakat sendiri terhadap robotic surgery, Hingga tahun 2017 RS Bunda Jakarta menyelenggarakan fasilitas itu, sudah lebih dari 200 kasus medis berhasil ditanganinya.
0 comments:
Post a Comment