Bedah robotic untuk
penanganan penyakit dalam, sering kali dihadapkan dengan banyak stigma negatif,
seperti biaya tinggi, efek samping, dan kompetensi dokter. Namun, berkat teknologi robotic surgery,
semua stigma dapat dihapuskan. Sejak diperkenalkan pada 2012 lalu, teknologi
bedah robotik telah menjadi pilihan pasien dalam penanganan pembedahan. Bedah
robotik adalah pembedahan yang menggunakan teknologi tangan robotik sebagai
kepanjangan tangan dokter bedah. "Bedah robotik di luar negeri bukanlah
hal baru. Di Indonesia, teknologi ini sudah tersedia dan kini mulai menjadi
pilihan banyak pasien untuk melakukan proses pembedahan," tutur dr. Sita
Ayu, Arumi, SpOG., Koordinator Advance Robotic and Minimally Invasive
Surgery (ARMIS).
Bedah robotik memungkinkan operasi dilakukan tanpa pembedahan besar, mengurangi invasif, efek samping, dan risiko yang dapat diterima pasien dari teknologi operasi yang pernah ada sebelumnya, sepertiopen surgery dan laparoskopi. "Rasa nyeri yang minimal dan pemulihan yang sangat cepat, menjadikan bedah robotik sebagai pilihan bagi pasien selama ini," imbuhnya. Hal ini terbukti dengan masa pulih yang sangat cepat untuk operasi yang relatif kompleks selama ini. Meski pun teknologi bedah robotik belum dapat dipergunakan pada semua proses operasi, namun teknologi ini terbukti efektif dan tepat dipergunakan pada kasus yang kompleks, seperti operasi prostat, kista endometriosis, mioma, angkat rahim, kanker rahim, dan bedah usus.
Di Indonesia, teknologi bedah robotik tersedia di Rumah Sakit Bunda Jakarta. Dalam kurun waktu singkat, sejak 2012 hingga hari ini, sudah lebih dari 150 pasien yang berhasil ditangani oleh operasi robotik. "Ini merupakan prestasi dan dorongan bagi kami para dokter untuk mengembangkan inovasi, pelayanan jasa kesehatan dan kedokteran yang memberikan manfaat terbaik bagi para pasien," papar dr. Ivan R. Sini, SpOG., ahli obstetri yang juga praktisi bedah robotik di RS Bunda.
Bedah robotik memungkinkan operasi dilakukan tanpa pembedahan besar, mengurangi invasif, efek samping, dan risiko yang dapat diterima pasien dari teknologi operasi yang pernah ada sebelumnya, sepertiopen surgery dan laparoskopi. "Rasa nyeri yang minimal dan pemulihan yang sangat cepat, menjadikan bedah robotik sebagai pilihan bagi pasien selama ini," imbuhnya. Hal ini terbukti dengan masa pulih yang sangat cepat untuk operasi yang relatif kompleks selama ini. Meski pun teknologi bedah robotik belum dapat dipergunakan pada semua proses operasi, namun teknologi ini terbukti efektif dan tepat dipergunakan pada kasus yang kompleks, seperti operasi prostat, kista endometriosis, mioma, angkat rahim, kanker rahim, dan bedah usus.
Di Indonesia, teknologi bedah robotik tersedia di Rumah Sakit Bunda Jakarta. Dalam kurun waktu singkat, sejak 2012 hingga hari ini, sudah lebih dari 150 pasien yang berhasil ditangani oleh operasi robotik. "Ini merupakan prestasi dan dorongan bagi kami para dokter untuk mengembangkan inovasi, pelayanan jasa kesehatan dan kedokteran yang memberikan manfaat terbaik bagi para pasien," papar dr. Ivan R. Sini, SpOG., ahli obstetri yang juga praktisi bedah robotik di RS Bunda.
0 comments:
Post a Comment