Penggunaan
robot dalam proses pembedahan tidak membutuhkan sayatan lebar sehingga minim
pendarahan dan rasa nyeri.
Pembedahan terbuka dalam dunia medis era terkini
sudah mulai dikurangi. Itu dimungkinkan seiring dengan ditemukannya metode
minimal invasif. Sebut saja lapa-roskopi atau tindakan bedah minimal yang
umumnya ditujukan untuk mengurangi risiko yang didapatkan pada operasi besar. Dengan
alat bantu kamera, monitor, dan instrumen khusus, metode itu bisa mengurangi
risiko pada operasi terbuka seperti infeksi atau kehilangan banyak darah.
Pemulihannya bahkan relatif lebih cepat. Setelah laparoskopi, teknologi yang
lebih maju hadir melalui robotic surgery. Pembedahan yang menggunakan robot itu
bisa dikatakan merupakan penyempurnaan laparoskopi. Di Amerika Serikat,
tindakan bedah dengan robotic surgery sudah banyak dilakukan. Si pasien tidak
lagi harus membayangkan operasi yang menyeramkan, dengan waktu pemulihan yang
lama. Seperti itulah yang dikemukakan Carla, dalam sebuah testimoninya di situs
www. roboticsurgery4women.com. Carla yang harus menjalani operasi histerektomi
atau o-perasi pengangkatan rahim mengaku tidak mengalami kesulitan berarti. Sebelumnya,
berdasarkan pengalaman operasi fibroid (tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim)
yang dialaminya 10 tahun lalu, Carla punya memori yang tidak menyenangkan. Rasa
nyeri, sakit perut, dan pemulihan yang memakan waktu enam minggu pernah ia
rasakan. Namun, semua itu tidak terbukti, terutama nyeri di lokasi sayatan yang
tidak sesakit dahulu. Besoknya, Carla bahkan sudah diperbolehkan pulang. Selang
satu minggu setelah operasi. Carla sudah kembali bekerja secara paruh waktu.
Setelah dua minggu, sebagian besar kegiatan harian sudahbisa ia lakukan. Setelah
menyadari manfaat yang bisa didapat dari robotic surgery itu. Rumah Sakit Bunda
Jakarta pun tergerak untuk menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang
menyediakan layanan tersebut. "Seperti pasien-pasien kanker yang tadinya
harus operasi besar dan sangat tinggi morbiditas atau kesaki-tannya, sekarang
pasien akan sangat diuntungkan dengan operasi yang aksesnya sangat kecil dan
masa pulih yang jauh lebih cepat," ujar Vice President of Bunda Medik Ivan
R Sini saat ditemui di kantornya, Kamis, (12/1). Ia mengharapkan robotic
surgery bisa menjadi salah satu ikon yang mengembalikan kepercayaan bahwa Indonesia
mampu melakukan dan mengikuti perkembangan medis di luar negeri. "Tentu,
ini tidak hanya untuk gaya-gayaan, tetapi lebih untuk kepentingan pasien karena
akan banyak pasien yang diuntungkan," tegasnya. Ivan mengungkapkan
investasi yang besar diperlukan untuk menghadirkan layanan berteknologi canggih
itu. Selain ketersediaan alat, dibutuhkan dokter yang berkompeten dengan
terlebih dahulu mengikuti pelatihan. "Walaupun bersifat robotik yang
dilengkapi komputer, sistem ini tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam
pembedahan. Jadi, dokter ahli masih berperan dalam tindakan operasinya."
Minim luka
Ivan menjelaskan sejumlah keuntungan yang bisa didapat pasien
dengan robotic surgery, di antara-nya meminimalkan gangguan pembedahan akibat
getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutupi luka. Luka
yang didapat pasien setelah operasi juga akan lebih sedikit, serta jaringan
cedera lebih kecil. Hal itu disebabkan instrumen dan alat yang digunakan pada
robotic surgery mempunyai ketepatan dan fleksibilitas yang tinggi.
"Ditambah tampilan kamera tiga dimensi dengan sudut pandang yang lebih
luas, itu memung- kinkan dokter melihat objek operasi secara lebih jelas,"
katanya. Robotic surgery terbukti mengurangi rasa nyeri dan pendarahan berlebih
karena tidak membutuhkan sayatan lebar dalam melakukan eksplorasinya.
"Seperti pasien-pasien kanker yang tadinya harus operasi besar dan sangat
tinggi morbiditas atau kesakitannya, sekarang pasien akan sangat diuntung-kan
dengan operasi yang aksesnya sangat kecil dan masa pulih yang jauh lebih
cepat," jelas Ivan. Secara luas, robotic
surgery sudah diterapkan di berbagai cabang ilmu seperti kebidanan, onkologi,
urologi, bedah toraks, dan bedah ortopedi. Namun sebagai langkah awal, layanan
robotic surgery di RS Bunda Jakarta baru ditujukan untuk kasus mioma uteri,
kista ovarium, histerektomi (angkat rahim), kanker prostat, dan kanker usus.
0 comments:
Post a Comment