Berkat berbagai karya
fiksi ilmiah, kita lebih membayangkan robot sebagai mesin mirip manusia yang
terbuat dari logam. Robot-robot modern saat ini tentu saja tidak sama dengan
bayangan fiktif tersebut, tetapi usaha meniru manusia atau organ manusia masih
cukup banyak. Hampir semuanya berupa mesin mekanis dengan gerakan kaku. Peneliti
Universitas Harvard, George M Whitesides, mempunyai bayangan lain: robot yang
mirip dengan cumi-cumi. Bersama-sama dengan anggota tim risetnya, Whitesides
yang bekerja sebagai profesor di Harvard ini telah mengembangkan "robot lembut"
yang didasarkan pada bentuk hewan bertubuh lunak seperti cumi-cumi dan bintang
laut. Karyanya ini dijelaskan dalam Proceedings National Academy of Sciences
(PNAS). Penelitian robot ini didanai oleh Defense Advanced Research
Projects Agency (DARPA), lembaga Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang
mengurus riset. Whitesides membayangkan robot seperti ini akan dapat
bergerak di sela-sela reruntuhan gempa bumi untuk mencari korban, atau membantu
dokter bedah di ruang operasi. Mode penggunaan ini tentu saja berbeda dengan
robot yang bekerja dalam pabrik mobil, yang mengambil ilham dari lengan
manusia. Dengan robot ini Whitesides berusaha mengambil ilham dari
berbagai jenis makhluk hidup lain. "Mengapa kita tidak dapat melakukan
hal-hal seperti cumi-cumi?" tanya Whitesides seperti yang dikutip
oleh Harvard Gazette.
Operasi sulit
Robot-robot lembut yang
dikembangkan oleh Whitesides ini memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki
robot-robot lainnya. Robot ini dapat melakukan operasi sulit seperti memungut
telur tanpa merusak cangkangnya. Namun ini hanyalah permulaan. Para
peneliti Harvard ini juga telah mampu membuat rancangan yang mempu bergerak dan
merangkak di sela-sela celah yang berukuran hanya dua centimeter. Kelenturan
seperti ini sangat penting dalam operasi pencarian dan penyelamatan (search and
rescue). Berbagai sensor seperti kamera dan sensor kima dapat dipasang pada
robot ini untuk meninjau kerusakan, mencari orang yang selamat, atau mengukur
radiasi. Robot seperti ini dapat bergerak di dalam gedung runtuh yang
tidak stabil tanpa harus membahayakan keselamatan petugas search and rescue. Karena
lentur dan fleksibel, robot seperti ini juga akan berguna untuk membantu dokter
bedah di ruang operasi. Robot ini akan mampu bertindak sebagai tangan tambahan
para dokter bedah, memegang instrumen dan mempertahankan irisan dan melindungi
jaringan sensitif dari kerusakan. Pembuatan robot lembut ini relatif mudah
dan murah. Whitesides dan kawan-kawan memanfaatkan cetakan yang dibentuk oleh
printer tiga dimensi (3D printer). Cetakan ini akan membentuk berbagai jenis
silikon yang dipilih berdasarkan keperluan kelenturan. Menurut Whiteshides
robot seperti ini dapat dikonstruksi hanya dalam waktu beberapa jam. Karena
harganya yang relatif murah robot seperti ini juga dapat digunakan untuk sekali
pakai saja. Robot yang dikonstruksi saat ini terbuat dari bahan lunak
seperti silikon dan plastik. Namun robot seperti ini nantinya diharapkan
dapat dibentuk dari bahan yang lebih tangguh agar lebih tahan terhadap penggunaan
di lapangan. Usaha pengembangan lainnya adalah membuat robot dalam ukuran lebih
besar atau lebih kecil, dan mengembangkan sistem kendali robot yang lebih baik.
0 comments:
Post a Comment