Apapun jenis atau cara
pemberiannya, tindakan pemberian anestesi ini tidak boleh di anggep ringan.
Apabila tindakan dan cara pemberian anastesi tidak benar, dapat mengakibatkan
hal-hal yang tidak diinginkan. Kaidah-kaidah ilmu anastesi harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh, sama halnya dengan kaidah-kaidah yang lazimnya
digunakan pada operasi laparotomi.
Anastesi local
Laparoskopi operatif yang tidak
memerlukan waktu lama dan intervensi yang berat, dapat dilakukan dalam anastesi
local, seperti pemasangan cincin tuba atau klip tuba pada tindakkan
sterilisasi. Cukup banyak keuntungan pemberian anastesi lokal ini, antara lain
waktu rawat dapat dipersingkat dan efek samping yang ringan. Konsep atau
istilah volonelgesia yaitu vocal,dapat berkomunikasi dengan pasien pada saat
operasi ; lokal, dengan menggunakan sediaan anastesi lokal yang relative murah
antara lain lidokain 0,5% 20-40 ml, untuk memati rasa kulit disekitar tusukkan
trokar : volo, bahasa latin yang artinya ingin, pasien ingin sadar, terutama
pada pasien yang takut tidur; dan penggunaan sediaan nuetroleptanalgesia,
antara lain diazepam atau meperidim atau sejenisnya; sangat menguntungkan,
aman, dan banyak digunakan dalam cara pemberian anastesia lokal pada
laparoskopi operatif.
Beberapa operator, walaupun hal
ini tidak perlu benar, menyuntikkan anastesi paraservikal apabila diperlukan
intervensi pada uterus, terutama sebelum memasukkan kanula manipulator uterus.
Beberapa operator menyemprotkan (spay) juga anastasi lokal pada tuba, sebelum
dilakukan pemasangan cincin tuba atau klip tuba. Semua cara pemberian anastesi
lokal tersebut bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit, selama dan pasca
operasi. Pemberian neuroleptanalgesia bertujuan untuk menghilangkan ansietas,
dan juga bersifat ansedatif.
Pemberian sediaan ini sebaiknya melalui intravena,
yang sebelumnya telah terpasang infuse dekstrosa 5%. Dapat diberikan diazepam
(valium) 5mg, dan kemudian meparidin (demoral) 25-50 mg, intravena
perlahan-lahan. Apabila pemberian sediaan ini tidak didampingi oleh spesialis
anastesi, dianjurkan selama operasi pemberian diazepam tidak melebihi 10 mg,
dan meperidin 100 mg. Sediaan lain yang dapat digunakan antara lain fentanil
yang dapat dikombinasikan dengan droperidol.apabila sediaan ini digunakan,
pemantauan kardiovaskular perlu diperhatikan lebih baik dan kadang kala
diperlukan pemberian oksigen bagi pasien.
Anastesi regional
Anastesi regional (kaudal,
epidural, atau blok spinal), hanya digunakan apabila anastesi inhalasi
merupakan kontraindikasi. Beberapa efek samping yang kurang disenangi dalam
pemberian anastesi regional antara lain dapat terjadi vasodilatasi dan
hipotensi yang mendadak. Cara anastesi ini untuk tindakkan laparoskopi telah
banyak ditinggalkan.
Anastesi umum
Anastesi uuntuk semua operasi
hanya aman apabila ditangani oleh spesialis anastesi. Anastesi umum dapat
digunakan dengan kaidah-kaidah ilmu anastesi biasanya untuk tujuan laparoskopi
operatif. Apabila digunakan
kanulaendotrakheal, sebaiknya dipasang kanula nasogastri untuk mencegah
distensi gaster. Pada saat pemasangan trokar, apabila terdapat distensi gaster,
akan dapat melukai dindingnya. Apabila terjadi perforasi gaster yang tidak
dikenal, dapat mengakibatkan abdomen akut pasca operasi.
Kadangkala diperlukan
pernapasan bantu (assisted respiration), terutama pada operasi laparoskopi
dalam posisi trendelenburg, oleh karena diafragma mendesak paru ke atas. Hal
ini yang perlu diperhatikan pada pemberian anastesi umum ialah kejadian
asidosis, terutama pada oprasi yang lama, dengan menggunakan gas CO2 yang cukup
banyak untuk maksud maintenance pneumoperitoneum. Dalam hal ini pemantauan
kondisi kardiovaskular perlu lebih diperhatikan. Asidosis yang tidak dikoreksi
dan berlangsung lama dapat mengakibatkan henti jatung (cardiac arrest).
0 comments:
Post a Comment