Sindrom dispepsia merupakan suatu kumpulan gejala saluran
cerna terdiri dari perut kembung, terasa penuh sehingga mudah kenyang. perut
perih di bagian atas (ulu hati), sering bersendawa, mual. muntah, dll. Dispepsia
biasanya disebabkan oleh penyakit ulkus lambung atau kelebihan asam lambung.
Jika asam lambung naik ke kerongkongan (refluks) maka disebut GERD
(Gastro-esophageal reflux disease).
Faktor-faktor risiko yang mengakibatkan GERD termasuk
kehamilan, obesitas, diet lemak tinggi, obat-obatan tertentu, stres, konsumsi
tembakau atau alkohol dan sebagamya. Gejala GERD adalah perut yang mulas, rasa
asam atau pahit di bagian belakang mulut atau tenggorokan, masalah menelan,
mual, nyeri dada dari GERD dapat meniru serangan jantung, kembung, begah/sesak.
dan banyak lainnya.
Pengobatan GERD meliputi banyak hal. Yang utama dan
terpenting adalah perubahan gaya hidup:
- Obesitas dan kelebihan berat badan menmgkatkan GERD. Penurunan berat badan dapat mengurangi gejala GERD
- Berhenti merokok
- Pasien yang dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil namun lebih sering. Makanan terakhir hari harus diambil minimal 4 jam sebelum tidur. Berbanng segera setelah makan dapat memperburuk gejala GERD.
- Hindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung seperti alkohol. kopi, cokelat, asam, makanan berlemak atau pedas.
- Hindari pakaian ketat terutama di sekitar perut.
- Meninggikan ujung kepala saat tidur sekitar 20 cm dengan menempatkan irisan atau blok di bawah bantal akan membantu untuk mengurangi gejala GERD.
- Hindari penggunaan obat-obat yang dapat meningkatkan risiko GERD, seperti obat-obat antinyeri/NSAID (ibuprofen, asam mefenamat, dll), nitrat. antikolinergik, antidepresan trisiklik.
Terapi GERD adalah dengan obat yang dapat menetralkan asam
lambung atau dengan mengurangi produksi asam, seperti Antasid, Alginates
(alternatif untuk Antasid), PPIs (omeprazole, lansoprazole) dan pada kasus yang
berat dapat memerlukan tindakan operasi. Terapi GERD biasanya membutuhkan waktu
lama, bisa sampai 2-3 bulan, biasanya perkembangan dilihat setiap 1-2 minggu.
Endoskopi
Endoskopi merupakan tindakan yang invasif dan cukup mahal.
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi dan menilai derajat esofagitis,
memonitor pasien dengan Barret's esofagus, atau ketikan dicurigai muncul
komplikasi akibat GERD. Skrining endoskopi untuk GERD bukan sesuatu yang rutin
dilakukan. biasanya dilakukan jika dicungai ada gejala munculnya komplikasi.
Tidak semua pasien GERD membutuhkan endoskopi. Apa indikasi endoskopi pada
pasien GERD?
- Tidak berespons terhadap obat PPI selama minimal 8 minggu
- Ada gejala nyeri menelan, perdarahan, anemia, muntah, penurunan berat badan
- Skrining untuk Barret's esofagus [untuk pasien yang dicurigai)
- Evaluasi untuk pasien yang mengalami kekambuhan pasca operasi
Namun, jika sudah lama menderita GERD, tidak salahnya
berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan apakah perlu endoskopi atau tidak,
untuk menilai derajat dan komplikasi.
0 comments:
Post a Comment